Banjir Meluas, Ketinggian Air 2 Meter  

Pekanbaru | Kamis, 12 Desember 2019 - 18:43 WIB

Banjir Meluas, Ketinggian Air 2 Meter  
RENDAM JALAN: Banjir yang melanda Desa Lubuk Kembang Bunga Kecamatan Ukui, Pelalawan telah merendam jalan dan rumah warga, Rabu (11/12/2019). Meski ketinggian air mencapai dua meter, namun banyak warga yang memilih bertahan di rumah mereka. (M AMIN/ RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- BANJIR yang melanda Desa Lubuk Kembang Bunga Kecamatan Ukui, Pelalawan semakin parah. Ketinggian air yang sebelumnya berada pada angka 1,5 meter, kembali meningkat. Pada Rabu (11/12) ketinggian air mencapai 2 meter. Genangan air terjadi akibat meluapnya Sungai Nilo dampak meningkatnya intensitas curah hujan dua pekan terakhir.Banjir tahunan ini merendam sejumlah rumah warga serta fasilitas umum sehingga sangat mengganggu aktivitas warga. Ruas badan jalan hanya dapat dilalui menggunakan alat transportasi air, sampan dan pompong.

"Ya, ada peningkatan ketinggian air hari ini (kemarin, red) 50 cm. Saat ini banjir yang merendam badan jalan dan permukiman warga tingginya mencapai dua meter. Banjir diprediksi kembali meningkat dengan melihat potensi curah hujan yang masih cukup tinggi," terang Camat Ukui Amri Juharza kepada Riau Pos melalui selulernya Rabu (11/12).


Diungkapkan Amri berdasarkan data yang dihimpun pihaknya, ada 40 rumah yang terendam banjir. Termasuk fasilitas sosial dan fasilitas umum seperti musala, Rumah Kantor Babhinkamtibmas dan Balai Adat desa. Sedangkan total korban terdampak banjir ini, sebanyak 80 kepala keluarga (KK)  atau 285 jiwa. Dan dari jumlah korban terdampak banjir itu, ujar Amri, hanya enam KK yang mengungsi ke rumah sanak familinya yang aman dari banjir.

"Kebanyakan warga masih memilih bertahan di dalam rumah. Mereka enggan mengungsi dengan kondisi banjir yang mencapai dua meter," ujar Amri.

Dikatakan Amri, pihaknya sudah meminta dengan tegas kepada warga untuk dievakuasi ke tempat pengungsian banjir menggunakan kapal motor dan juga perahu karet, agar tidak terjadi hal-hal yang buruk. Untuk itu, tim unsur pimpinan kecamatan (Upika) bersama BPBD Pelalawan akan tetap terus intens dan waspada untuk memantau perkembangan debit air Sungai Nilo.

"Sehingga jika debit air kian membahayakan, kami akan melakukan evakuasi agar banjir ini tidak menimbulkan korban jiwa," ujar Amri.

Di tempat terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan Drs Hadi Penandio MSi menambahkan Pemkab Pelalawan telah menetapkan status siaga darurat banjir dan longsor dari tanggal 4 hingga 31 Desember. Sehingga saat ini, pihaknya telah memberikan peringatan terhadap sejumlah warga yang berada di daerah aliran sungai (DAS) agar dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya banjir akibat meningkatnya intensitas curah hujan. Pasalnya, ada sebanyak 27 desa masuk dalam peta rawan banjir di Pelalawan yang tersebar di enam kecamatan. Yakni Kecamatan Langgam, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kecamatan Pelalawan, Kecamatan Bunut, Kecamatan Ukui dan Kecamatan Teluk meranti. Termasuk Desa Air Hitam kecamatan Ukui yang bertetangga dengan Desa Lubuk Kembang Bunga.

Ditambahkannya, debit air sungai di Pelalawan baik Sungai Nilo dan Sungai Kampar setiap harinya mengalami peningkatan akibat intenitas hujan yang tinggi sejak dua pekan terakhir. Di mana peningkatan yang terjadi antara 10 sampai 20 centimeter dalam sehari berdasarkan pemantauan melalui water indikator level di Sungai Kampar tepatnya di jembatan penyeberangan ponton. Dan saat ini, ketinggian permukaan air Sungai Kampar telah mencapai 1,96 meter atau mendekati titik normal antara 2 sampai 3 meter.

Sementara itu di Kantan Singingi (Kuansing), banjir tak menyurutkan semangat sejumlah anak pergi ke sekolah. Khususnya mereka yang domisili di sekitaran bantaran Sungai Kuantan, yang memilih bersekolah di lokasi yang jauh dari hantaman banjir. Mereka tetap antusias. Apalagi, Rabu (11/12), mereka masih harus mengikuti ujian sekolah. 

Salah seorang orang tua dari pelajar MIN 1 Kuansing, Ermi, mengaku tidak ingin anaknya tidak ikut ujian sekolah. Sehingga, ia rela menerobos banjir untuk menjangkau sekolah anaknya yang ada di kawasan Dusun Penghijauan Desa Pasarbaru Pangean.

 "Anak kan ujian. Tak bisa tak sekolah. Sehingga apapun kondisi banjir, tentu harus diantar. Alhamdulillah, anak juga semangat sekolah," ujar Ermi.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kuansing, Jupirman SPd mengakui, banjir mengakibatkan akitivitas di sekolah terganggu. Bahkan ujian sekolah yang tengah berlangsung terpaksa harus ditunda menjelang kondisi normal.

“Banyak sekolah terendam. Rata-rata sekolah yang ada di sepanjang aliran sungai Kuantan itu terendam. Dan kita harus menunda ujian sekolah,” kata Jupirman.

Kampar Siaga Banjir

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar menyatakan diri Kampar dalam kondisi siaga banjir. Hal ini setelah pelepasan air waduk PLTA Koto Panjang secara bergelombang dan mulai meluapnya sejumlah sungai di Kampar Kiri. Ratusan rumah di Kampar Kiri yang kini sudah mulai digenangi air juga menjadi faktor penetapan siaga banjir ini.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kampar Yusri mengatakan, pemerintah telah mengambil sejumlah langkah antisipasi. Pihaknya telah menyiapkan tenda darurat, pusat logistik dan evakuasi masyarakat khusus yang berada di aliran Sungai kampar. Pemkab Kampar melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial Kampar menurut Yusri sejak Selasa (10/12) lalu sudah mulai mengambil langkah yang diperlukan. 

‘’Hari ini (kemarin, red) kami juga sudah mulai mendirikan tenda utama di Lapangan Mardeka Bangkinang. Di sana akan siaga langsung tenaga medis, TNI, Polri dan Tagana. Kami juga minta di titik yang diperlukan posko harus segera dirikan. Jika kondisi menginginkan kami juga akan segera membangun dapur umum di titik yang sudah terdampak banjir,’’ sebut Yusri.

Kampar sendiri setiap tahun sudah menjadi langganan bencana banjir. Di antara kecamatan yang cukup rawan tenggelam, termasuk Kecamatan Kampar Kiri, Kampar Kiri Hulu dan seluruh wilayah yang berada di tepi aliran Sungai Kampar. Itu termasuk wilayah Kecamatan Kuok, Salo, Bangkinang, Bangkinang Kota, Kampar, Rumbio Jaya, Kampar Utara, Tambang hingga Siak Hulu.

Sejauh ini di Kampar Kiri, BPBD Kampar telah mencatat adanya 98 kepala keluarga (KK) yang mengungsi. Sementara itu 149 rumah di Kecamatam Gunung Sahilan dilaporkan telah digenangi air luapan sungai. 

Sementara Dinas Sosial Kampar sejauh ini sudah mendirikan 65 tenda pengungsian di dataran tingi. Termasuk membuka dapur umum, menyediakan 2 unit perahu poly telen, 4  unit perahu dholpin, 65 unit pelampung, 1unit mobil truk, 1 unit mobil dapur umum,  3 unit sepeda motor, 5 unit handy talky. 

Dinas sosial juga segera menyalurkan 4.000 bungkus bantuan sembako berupa mi instan, makanan anak 180 paket, kasur 30 unit, peralatan dapur keluarga 30 paket, family kit 25 paket, dan kids ware  25 paket. Selain itu, Sebanyak 200 paket lauk pauk, warepack dan peralatan tagana 5 paket juga sudah dipersiapkan untuk menghadapi kondisi banjir. 

Elevasi Masih Tinggi, PLTA 

Buka Spillway 100 Cm

Elevasi air waduk PLTA Koto Panjang di Desa Merangin, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar masih tinggi. Setelah melakukan pembukaan lima pintu spill way dengan ketinggian 80 cm pada Selasa (10/12) sore lalu, elevasi waduk masih berada pada batas harus dilepaskan sepanjang hari kemarin.

Bahkan pada pukul 8.00 WIB pagi, Unit Layanana PLTA Koto Panjang mencatat elevasi berada pada posisi 83.74 cm. Ketinggian elevasi air mencapai rekor tertinggi sejak musim hujan awal bulan lalu. Oleh karena itu, Plt Manajer Unit Layanan PLTA Koto Panjang Cecep Sofhan Munawar menyebutkan, pihaknya harus melakukan peningkatan pembukaan pintu spillway waduk sebelum tengah hari, pada Rabu (11/12).

‘’Alhamdulillah, inflow rata-rata malam tadi (Selasa, red) dari malam sebelumnya sudah turun menjadi 1.100 m3/s. Numun sehubungan dengan masih tingginya elevasi dan aliran beberapa sungai di hulu, maka hari ini (kemarin, red) pukul 11.00 WIB kami menambah bukaan pintu air menjadi 5x100 cm. Surat edaran sudah kami kirim kepada pihak terkait sesuai prosedur untuk memperkuat kewaspadaan,’’ sebut Cecep.

Pelepasan lima pintu spillway setinggi 100 cm tersebut merupakan yang tertinggi pada musim hujan tahun ini. Peningkatan tinggi pintu bukaan dua hari sebelumnya hanya 80 cm.  Cecep memperkirakan, kenaikan permukaan air sungai akibat penambahan tinggi bukaan pintu spill way itu akan berada pada kisaran 30-50 cm.

Dengan demikian, sejak pelepasan pertama kali pintu spillway PLTA Koto Panjang, permukaan air sungai Kampar sudah lebih dari 1 meter. Maka Unit Layanan PLTA Koto Panjang memberikan peringatan kepada warga yang tinggal dan beraktivitas di pinggir sungai bagian hilir waduk PLTA Koto Panjang. Cecep meminta warga, terutama para pemilik keramba ikan yangberada di Sungai Kampar dapat meningkatkan kewaspadaan.

Gelar Apel Siaga Bencana

Polres Indragiri Hulu (Inhu), Kodim 0302 dan Pemkab Inhu menggelar apel bersama dalam rangka penanggulangan banjir dan longsor serta antisipasi karhutla tahun 2020. Apel bersama ini dilaksanakan di halaman Kantor Bupati Inhu awal pekan lalu. Sementara apel ini dipimpin langsung Kapolres Inhu AKBP Efrizal SIK didampingi Pasi Ops Kodim 0302 Inhu Kapt Inf Ardiyasman dan Sekdakab Inhu Ir H Hendrizal MSi.

Sementara peserta apel berasal dari Polres Inhu, Kodim 0302 Inhu, para camat, lurah dan kades, KPBD, Satpol PP, MPA dan ASN di lingkungan Pemkab Inhu.  “Apel yang digelar dalam rangka untuk mengecek kesiapan personel dan kelengkapan sarana prasarana,” ujar Efrizal, Rabu (11/12).

Selain untuk kesiapsiagaan personel dan peralatan, juga melihat unsur terkait dalam pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan bencana banjir dan longsor serta antisipasi karhutlah tahun 2020 mendatang. Sehingga dalam penanggulangan bencana nantinya, baik itu bencana banjir dan longsor maupun bencana karhutla dapat diatasi secara bersama-sama di wilayah Inhu.

KSOP Larang Kapal 

ke Zona Bahaya

Sementara itu berdasarkan prakiraan cuaca pelayaran dari BMKG tentang laporan harian tinggi gelombang, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Selatpanjang, Meranti melarang pelayaran tujuan atau melewati zona bahaya.  Seperti dikatakan Petugas Keselamatan Berlayar, KSOP Selatpanjang, Suharto kepada Riau Pos, Rabu (11/12) siang. Hingga saat ini, pihaknya belum mengeluarkan surat persetujuan berlayar (SPB) terhadap kapal yang berencana berlayar ke zona yang dimaksud.  “Tinggi risikonya. Untuk menghindari terjadinya hal yang tidak diinginkan kami sampai saat ini tidak menerbikan SPB kapal tujuan zona bahaya,” ungkapnya. 

Prakiraan cuaca maritim dari BMKG, zona bahaya tersebar di beberapa titik.  Seperti di jalur perairan laut Natuna Utara, dikatakan Harto, tinggi gelombang 2,5 hingga 4,0 meter, dengan kecepatan angin lebih dari 20 knots.  Sama juga terjadi untuk pelayaran dari perairan Riau yang akan melintasi Selat Sunda. Tepatnya di pintu masuk perairan Selat Sunda Bagian Selatan dengan status tinggi gelombang 2,5 hingga 4,0 meter. Namun kecepatan angin tidak kurang dari 15 knots.(amn/jps/end/wir/kas/ted) 

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook